Leandro Trossard Berhasil Menjadi Pahlawan Bagi Arsenal
2 min read
Leandro Trossard Berhasil Menjadi Pahlawan Bagi Arsenal – Suasana di Emirates! Leandro Trossard sang pahlawan saat The Gunners yang boros bertahan dari serangan balik The Foxes.
Pemain sayap asal Belgia itu kembali dari skorsing untuk membawa The Gunners menang saat tim Mikel Arteta bangkit di masa tambahan waktu
Arsenal selamat dari ancaman luar biasa melawan Leicester City saat drama akhir di Stadion Emirates membuat mereka mencetak dua gol pada waktu tambahan untuk mengklaim kemenangan 4-2, yang membuat klub London utara itu menyamai perolehan poin Manchester City di puncak klasemen Liga Primer.
The Gunners benar-benar mendominasi babak pertama dan, setelah 208 hari sejak Gabriel Martinelli terakhir kali merayakan golnya, ia akhirnya memecahkan kebuntuannya dalam 19 pertandingan dengan penyelesaian meyakinkan ke sudut jauh untuk mengubah kedudukan menjadi 1-0 setelah 20 menit.
Pemain Brasil itu juga menjadi kreator sebelum turun minum, kali ini ia memberi umpan kepada Trossard, yang tidak membuat kesalahan dalam penyelesaiannya.
Setelah kalah telak di babak pertama, Leicester, yang mengejutkan sebagian besar penonton di Emirates, bangkit kembali.
James Justin menjadi bintang utama saat itu, pertama menyundul bola ke gawang melalui pantulan bola dari Kai Havertz yang tidak bergerak, sebelum kemudian melepaskan tendangan voli yang luar biasa dari jarak jauh – replika tendangan hebat Benjamin Pavard saat melawan Argentina di Piala Dunia 2018.
Tampaknya The Foxes telah melakukan cukup banyak hal untuk mengklaim satu poin yang tidak terduga karena Mads Hermansen yang terinspirasi berhasil menahan tembakan demi tembakan, tetapi kemudian tibalah momen yang menentukan, pada menit ke-94, ketika bola dari Trossard memaksa Wilfred Ndidi melakukan gol bunuh diri.
Masih ada waktu untuk lebih banyak drama – Havertz, yang telah mengalami sore yang sangat membuat frustrasi, untungnya berhasil menambah gol keempat untuk mengakhiri pertandingan.
Sungguh luar biasa. Mencetak gol di babak pertama untuk mengubah kedudukan menjadi 2-0 dan kemudian, ketika Leicester tampaknya sudah cukup untuk mengklaim satu poin, ia menyodorkan bola untuk memaksa gol bunuh diri di sepertiga akhir. Kontribusi itu bisa sangat besar menjelang akhir musim.
