Scotland: Kalah Lagi, Tapi Masih Berjuang di Tengah Drama VAR!
2 min read
Scotland Kalah Lagi, Tapi Masih Berjuang di Tengah Drama VAR – Halo Football Mania, Scotland lagi-lagi bikin kita merinding dengan drama yang gak ada habisnya. Dari Polandia yang bikin sakit hati di Hampden, Ronaldo yang juga ngasih pelajaran pahit di Lisbon, kini VAR ikut nimbrung di Zagreb dan bawa kembali wajah-wajah penuh luka Steve Clarke dan timnya.
Awal Cerita Dari Drama VAR Scotland
“Dapat poin di akhir? Wah, hoki banget!” Eh, tapi hidup gak seindah itu buat Scotland sekarang. Offside! Golnya dibatalin. Kalah lagi. Serius, ini kayak rutinitas jelek yang gak ada habisnya. Kita sebut aja ini The Errors Tour!
Kekalahan ini bukan yang pertama. Dari Spanyol ke Prancis, Belanda ke Jerman, sekarang Kroasia. Semua penuh drama. Gol di menit 100 dari Hungaria, menit 97 dari Polandia, menit 88 dari Portugal, dan sekarang gol yang dibatalin di menit 94. Hadeh, menyedihkan!
Pakar film Alfred Hitchcock pernah bilang, “Buat penonton menderita sebanyak mungkin.” Dan saat ini, hidup tim Scotland kayak film horor, di mana Tartan Army teriak kaget setiap kali ada kekalahan terlambat. Kualitas filmnya? Psycho banget!
Kalimat Hitchcock ini mungkin jadi catchphrase baru buat Clarke. Satu kemenangan dalam 15 pertandingan, dan lagi-lagi rasa sakit menjelang kedatangan Portugal di Hampden malam Selasa. Siap-siap deh, Scotland bisa menang 2-0 kalo lampu padam, hujan deras, atau bahkan serangan burung marah!
Dukungan Penuh dari Steve Clarke
Performanya sih udah lebih dari sekadar admirable, tapi tetep aja Clarke harus nyemangatin pemainnya yang udah keok. Kekalahan tipis ini malah memperpanjang catatan terburuk kompetitif dalam sejarah Scotland. Kalo aja bisa dapet hasil imbang, mungkin bisa sedikit menenangkan suasana yang udah tegang ini sejak mereka lolos ke Euro.
Ada banyak nuansa dalam cerita ini, tapi banyak orang udah males peduli setelah Clarke ngeluarin taktik ultra-hati-hati melawan Hungaria di Euro. Bayangan itu terus mengikuti dia, kayak awan kelabu di atas kepalanya. Meski dia bisa nunjukkin beberapa momen dekat lawan tim-tim kelas atas, banyak yang udah tuning out. “Kasih tau kami kalo udah ada pelatih baru.”
Skeptisisme dan Sinisme
Itu yang lagi dilawan Clarke: skeptisisme dan sinisme. Mereka udah jadi temen lama sejak dia masuk kerja, sempat pergi, eh sekarang balik lagi.
Tanpa setengah tim utama, Scotland tetep menunjukkan ketahanan. Mereka gak kalah kelas, dan Luka Modric juga gak terlalu mengancam. Mereka sempat unggul, terus kalah, dan nyaris samain kedudukan—poin itu bisa jadi batu loncatan buat Clarke.
Sekali lagi, dia harus ngomong tentang tanda-tanda positif dan harapan. Ben Doak sih tampil keren, anak ini berani dan cepat. Meskipun masih muda, dia gak takut sama pemain dewasa dan kasih kontribusi yang luar biasa.
Jadi, tetap semangat, Scotland! Mungkin jalan kalian masih panjang, tapi jangan pernah menyerah!