Pemain Akademi Chelsea Gallagher Meninggalkan Klub
3 min read
Pemain Akademi Chelsea
Pemain Akademi Chelsea Gallagher Meninggalkan Klub – Halo Football Mania, Gallagher tumbuh di dekat markas latihan Chelsea di Cobham dan naik dari akademi Stamford Bridge, sampe menang Piala Dunia U-17 bareng Inggris di 2017. Tapi, baru di 2022 dia debut di tim senior Chelsea usia 22 tahun, berkat Thomas Tuchel.
Sebelum itu, Gallagher udah dipinjemin ke Charlton Athletic, Swansea City, West Bromwich Albion, dan Crystal Palace. Dan saat di Palace, dia main pertama kali untuk Inggris di kualifikasi Piala Dunia melawan San Marino pada November 2021 – tiga tahun setelah operasi jantung kecil.
Musim breakthrough Gallagher di Chelsea 2022-23 bikin dia main 35 pertandingan Premier League. Kontribusinya musim lalu, dengan lima gol dari 37 pertandingan, cuma kalah dari Cole Palmer yang bikin 22 gol di Premier League.
Gallagher Bikin Tim Lebih Dinamis dan Intens
Sementara Chelsea ada di Europa Conference League 2024-25, Gallagher gabung dengan tim yang bakal main di Liga Champions setelah finish keempat di La Liga musim lalu, di belakang juara Real Madrid, Barcelona, dan Girona.
“Gallagher nambahin dinamika, intensitas, dan kualitas yang cukup buat bantu tim dan bikin dampak,” kata ahli sepakbola Spanyol, Guillem Balague.
Pelatih Atletico, Diego Simeone, lagi rebuild skuad setelah ngelepas Alvaro Morata (AC Milan), Memphis Depay (Manchester United), dan Saul (Sevilla, pinjaman).
“Mereka pengen bawa darah muda,” tambah Balague.
Favorit Fans pada Dihapus
Gallagher gabung dengan pemain-pemain yang juga dari akademi Cobham dan udah pergi sejak 2022, kayak Billy Gilmour (Brighton), Ruben Loftus-Cheek (AC Milan), Callum Hudson-Odoi (Nottingham Forest), Ian Maatsen (Aston Villa), Lewis Hall (Newcastle), dan Mason Mount (Manchester United).
Pelatih Enzo Maresca minta Premier League ubah aturan finansial biar klub nggak ngerasa “terpaksa” jual pemain akademi.
Kalau klub jual lulusan akademi, seluruh biaya transfer masuk ke laporan sebagai ‘keuntungan murni’ dan bisa bantu mereka hadapi aturan profit dan keberlanjutan ketat di Premier League.
Nevin bilang ke BBC Sport, “Fans yang udah lama ngerasa sedih, tapi mereka juga ngerti ini cuma soal ekonomi murni. Gallagher, yang dari ‘straight outta Cobham’, ngasih keuntungan murni saat dijual.”
“Klub butuh pendapatan dari Gallagher buat nambah kas setelah habisin lebih dari satu miliar pound, cuma buat nemuin mereka harus mikirin PSR Premier League yang udah nunggu.”
Conor Gallagher Berlabuh Ke Spanyol
“Si bintang Inggris, pemain paling berdedikasi musim lalu, kadang kapten, dan favorit fans, jadi yang berikutnya diusir.”
“Ini bukan soal siapa Conor Gallagher, tapi apa yang dia wakili,” tambah Hayward.
“Di era Chelsea yang lalu, nerima tawaran £33 juta dari Atletico Madrid nggak bakal bikin reaksi sebanyak ini. Gallagher emang pemain yang berdedikasi dan solid. Tapi statusnya sebagai anak asli Cobham ningkatin posisinya di mata fans.”
“Tapi ini bukan Chelsea yang punya gelandang-gelandang top kayak Frank Lampard, Michael Ballack, Michael Essien, Claude Makelele, N’Golo Kante, atau Cesc Fabregas.”
“Ini Chelsea yang udah tiga tahun tanpa trofi besar dan jarang banget merasa dekat sama piala di sejarah modernnya.”
“Harga tiket naik, visi publik nggak ada, dan favorit fans buru-buru diusir ke pintu belakang.”
“Pas tim lagi kesulitan di lapangan, fans nempel ke koneksi yang mereka rasakan sama produk akademi. Musim lalu, semangat Gallagher jadi cahaya terang – terutama di bulan-bulan awal yang susah.”
“Jadi, proses de-identifikasi Chelsea terus berlanjut dan jarak antara pemilik klub sama fans semakin lebar.”