Brendan Rodgers Puji Nafsu Kelaparan dan Mental Pemain Celtic
2 min read
Brendan Rodgers
Brendan Rodgers Puji Nafsu Kelaparan dan Mental Pemain Celtic – Brendan Rodgers bener-bener nge-boost moral pemain Celtic dengan pujian untuk “nafsu, kelaparan, dan mentalitas” mereka setelah menang gila 5-1 atas Slovan Bratislava di Champions League.
Awal Cerita Dari Brendan Rodgers
Liam Scales bikin gol lewat sundulan di babak pertama, terus Kyogo Furuhashi, Arne Engels, Daizen Maeda, dan Adam Idah nambah pundi-pundi gol di babak kedua. Gila, terakhir kali Celtic punya lima pencetak gol berbeda di Eropa itu 51 tahun yang lalu, bro!
“Kita tampil kuat di babak pertama, tapi babak kedua? Wow banget!” kata Brendan Rodgers. “Nafsu pemain, kelaparan, mentalitas tim, saya bangga banget.”
“Kita udah main bagus, dapat gol cepat, tapi kadang masih terlalu banyak sentuhan. Kita cuma perlu jadi diri sendiri, jangan overthinking,” lanjutnya.
Setelah itu, di babak kedua, pemain Celtic kayak main di level lain. “Kita bisa lebih dari lima gol!” serunya.
Awal yang sempurna buat Celtic di turnamen 36 tim ini, dan mereka masih ada tujuh pertandingan lagi. Nanti mereka bakal ketemu Borussia Dortmund di Jerman, yang pasti bakal jadi ujian lebih berat.
Brendan Rodgers optimis, “Tiga pertandingan berikutnya berat tapi seru. Ini perjalanan panjang, tapi langkah pertama itu penting.”
Tanggapan Dari Mantan Kiper Celtic
Joe Hart, mantan kiper Celtic, bilang: “Mulai dengan energi dan semangat kayak gini, itu permainan luar biasa. Slovan pasti mikir, ‘Apa yang baru aja nyerang kita?'”
James McFadden, mantan pemain Skotlandia, nambahin: “Bagus banget lihat tim Skotlandia main lebih teknis. Celtic keliatan lebih cepat dan fit, mainnya juga lebih baik.”
Pat Bonner, juga mantan kiper Celtic, menegaskan: “Setiap pemain kelihatan lapar, itu tanda tim yang bagus. Kalo terus gini, mereka bakal jadi ancaman buat tim-tim besar.”
Tom English, penulis olahraga BBC Scotland, menutup dengan: “Performa yang kuat, dinamis, dan tanpa henti. Mereka bisa dapat delapan gol, itu lebih layak jadi cerminan dominasi mereka.”